30 Maret, 2011

Susu formula


Saat ini hampir tiap saat kita disuguhi iklan dari berbagai media tentang susu formula yang mengandung ini dan itu yang memiliki kelebihan bisa menambah kecerdasan anak dan sebagainya. Sebagian kita sebagai orang tua sering tergiur untuk memberikan anak kita susu tersebut dengan harapan anak kita akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan iklannya. Bahkan yang sering menyesatkan adalah kita sering beranggapan bahwa jika tidak diberikan susu formula, maka anak kita tidak bisa tumbuh optimal dan tidak cerdas.

Berapa banyak ibu-ibu yang sekarang enggan memberikan ASI dan langsung memberikan susu formula kepada bayinya yang baru lahir, terlepas dari apapun alasan mereka.
Namun sadarkah kita bahwa dibalik berbagai keunggulan yang dimuat dalam iklan tersebut terdapat ancaman bahaya dari susu formula khususnya untuk anak-anak dibawah usia dua tahun. Menurut catatan dari badan kesehatan dunia, saat ini angka kematian bayi/anak sangat tinggi akibat penggunaan susu formula menggantikan ASI. Sebagian besar dokter spesialis anak juga sangat tidak menyarankan susu formula diberikan kepada anak dibawah usia dua tahun terlebih lagi bagi bayi berusia kurang dari satu tahun kecuali dengan alasan medis tertentu.

Susu formula sebagian besar yang beredar dipasaran adalah berbahan dasar dari susu sapi yang mengandung kasein (protein susu sapi) dan beberapa zat lainnya. Tidak semua bayi bisa toleran terhadap kasein, bahkan orang dewasapun tidak semua bisa mencerna kasein dengan baik. Jika tubuh tidak toleran terhadap kasein, maka bisa berakibat terjadi gangguan alergi pada tubuh, diantaranya: mencret, muntah, batuk, kulit kemerah-merahan, gangguan pernafasan dan lainnya.

Beberapa produsen susu formula mengeluarkan susu formula bebas kasein yang bisa diberikan kepada bayi/anak yang tidak toleran atau alergi terhadap kasein dan diganti dengan bahan dasar susu kedelai, namun berdasarkan pengalaman kami susu jenis ini kurang disukai anak karena rasa dan baunya yang kurang enak.

Berbagai riset juga dikembangkan dengan mencoba mengurangi atau menghilangkan kandungan kasein dari susu formula sehingga mengurangi resiko alergi, namun jenis susu formula ini memiliki harga yang sangat mahal dan tidak semua tempat menjual jenis ini. Saya pernah mencoba menanyakan harga susu jenis ini (merk Pepti Junior dan Pregistimil) di sebuah apotik di kawasan Cilandak KKO Jakarta Selatan dan harganya berkisar Rp.200.000 per 400gram. Padahal untuk susu formula jenis premium bisa didapatkan dengan rentang harga Rp. 80.000 per 400gram dan kelas biasa berharga Rp. 25.000 per 400gram.

Kandungan laktosa/fruktosa dan berbagai perasa (vanila dan madu) dalam susu formula memang memberikan rasa manis dan enak, sehingga anak-anak menjadi suka. Namun pemberian zat ini bisa memicu terjadi radang khususnya radang tenggorokan pada bayi dan anak. Efek dari radang biasanya adalah anak demam tinggi, batuk, muntah dan gangguan pencernaan (mencret).

Beberapa pengalaman dari para orang tua menyebutkan bahwa susu formula rasa madu meningkatkan resiko terjadinya sembelit dan panas dalam pada anak, sehingga anak menjadi susah buang air besar dan pubnya menjadi keras sehingga anak-anak sering menangis saat buang air besar karena anusnya lecet dan berdarah. Hal ini membuar trauma tersendiri baik bagi anak maupun para orang tuanya.

Meskipun saat ini berbagai riset dan pengembangan susu formula gencar dilakukan, namun anda harus tahu bahwa sebaik apapun susu formula tetap tidak bisa menandingi ASI. Karena ASI adalah yang terbaik untuk bayi, dimana ASI sudah diproduksi oleh Ibu dilengkapi dengan zat-zat gizi seimbang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh bayi. ASI juga memiliki kandungan probiotik hidup dari ibu dan langsung diberikan kepada bayi, dimana probiotik hidup ini sangat berguna untuk membantu melindungi/memberi kekebalan tubuh dan melindungi pencernaan bayi dari serangan berbagai penyakit, inilah yang tidak mungkin bisa dibuat dan diberikan oleh susu formula kepada bayi. Andaikatapun mereka mengklaim memiliki zat probiotik, percayalah anda bahwa probiotik yang dimilikinya adalah sintesis alias tiruan yang tidak hidup dan tidak sehebat yang dimiliki ASI.

Saya adalah salah seorang dari berjuta orang tua di dunia ini yang telah mengalami sendiri bagaimana efek bahaya dari susu formula pada anak kami, ini terlepas dari berbagai keunggulan yang mereka klaim dalam iklan-iklannya. Secara garis besar berbagai kerugian akibat penggunaan susu formula dibandingkan ASI adalah:

1.Dari sisi kesehatan bayi, susu formula memiliki resiko yang besar terjadi gangguan dan alergi. Ditambah lagi dengan penggunaan perlengkapan untuk menyajikan susu kepada anak misal dot harus benar-benar steril, jika tidak maka bahaya lanjutan berupa kuman-kuman dari wadah yang tidak bersih dan steril bisa menyerang anak. Sedangkan ASI tidak memiliki resiko apapun kepada bayi, penyajiannyapun praktis dari ibu langsung kepada anak tanpa perlengkapan apapun.

2.Dari sisi ikatan emosional, anak yang diberikan ASI memiliki ikatan emosional lebih baik kepada ibunya dari pada yang diberi susu formula.

3.Dari sisi ekonomi jelas kita mengeluarkan uang yang dalam jumlah besar dibanding jika diberikan ASI. Hitung saja jika anak kita menghabiskan susu formula kemasan 400gram untuk 2 hari, maka dalam sebulan kita harus mengeluarkan uang untuk membeli 15 kaleng susu kemasan 400gram, jika kita memberikan susu formula dari merek yang cukup baik dengan kisaran harga Rp. 75.000 per 400gram, maka dalam sebulan kita harus mengeluarkan uang sebesar Rp.1.125.000 per bulan. Jumlah yang sangat besar yang bisa kita anggarkan untuk hal lainnya, misal dengan memberikan tambahan makanan bergizi kepada ibu agar kualitas ASInya menjadi jauh lebih baik.

Sekian penuturan berdasarkan pengalaman yang kami alami sendiri sebagai orang tua yang masih senantiasa belajar agar bisa memberikan yang terbaik kepada anak-anak kami. Tanpa bermaksud menyudutkan atau memberikan kesan negatif kepada susu formula, namun kita harus berfikir kembali dengan bijaksana tatkala akan berencana mengganti ASI dengan susu formula. Susu formula menyimpan ancaman bahaya bagi kesehatan anak. Kami mendukung sepenuhnya upaya pemerintah untuk menggalakkan penggunaan ASI dan melarang iklan susu formula khususnya untuk anak dengan usia kurang dari satu tahun. Berikan ASI kepada anak dari lahir sampai usia dua tahun, niscaya anak akan sehat dan memiliki ikatan batin yang kuat dengan orang tuanya dan perekonomian keluarga juga akan sehat.

Baca artikel terkait:
1.Merawat Bayi dan Balita
2.Jika anak terserang kejang/step
3.Diare akibat Rotavirus
4.Pedoman jadwal imunisasi
5.Aturan pemakaian obat antibiotik
6.Jangan sembarangan minum antibiotik

2 komentar: